GORONTALO, KOMPAS.TV - Sejak awal tahun 2025 hingga saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat ada sebanyak 558 suspek atau pasien dengan gejala klinis campak, 53 diantaranya dinyatakan positif campak setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Meningkatnya penyebaran wabah campak ini, membuat tiga daerah di Gorontalo menjadi status kejadian luar biasa. Diantaranya Kabupaten Pohuwato sebanyak 20 kasus positif, Kota Gorontalo 12 kasus, serta Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah 5 kasus, bahkan Bone Bolango dan Pohuwato hingga kini masih menjadi daerah paling aktif penyebaran wabah campak.
Berdasarkan hasil survey, banyak pasien yang terdampak wabah campak lantaran tidak pernah diimunisasi. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 57 persen pasien terpapar campak adalah bayi atau balita yang tidak diimunisasi.
Selain itu, penyebaran wabah campak 4 kali lebih cepat dari covid 19,yakni melalui percikan cairan tubuh atau air liur.
Baca Juga Ratusan Tolangga Ramaikan Festival Walima, Semarakkan Perayaan Maulid Nabi di Gorontalo di https://www.kompas.tv/regional/616435/ratusan-tolangga-ramaikan-festival-walima-semarakkan-perayaan-maulid-nabi-di-gorontalo
Tak hanya bayi atau balita, wabah campak juga bisa terpapar kepada orang dewasa, jika tidak memiliki kekebalan tubuh karena tidak mendapat imunisasi.
Pencegahan wabah campak ini pun dinilai hanya dapat disembuhkan atau dikendalikan melalui pemberian imunisasi, serta menjaga perilaku hidup bersih.warga diimbau agar tidak takut untuk memberikan imunisasi kepada anak, demi meningkatkan kekebalan tubuh.
#campak
#meningkat
#dinaskesehatan
#gorontalo
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/616438/wabah-campak-di-gorontalo-meningkat-hingga-naik-status-klb-gejala-klinis-capai-558-dengan-53-pasien