JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Utama Pusat Riset Politik BRIN, Moch Nurhasim melihat Presiden Prabowo menampung dari partai koalisi dan usulan nama dalam penyusunan kabinet Merah Putih, yang dianggap publik cukup besar.
Menurutnya, reshuffle biasa terjadi sebagai bentuk evaluasi kinerja selama setahun ini. Tetapi yang cukup penting adalah, meskipun ada reshuffle, tetapi komposisi dukungan partai politik itu partai-partai atau jatah-jatah partai itu tidak relatif berubah. Kecuali untuk Gerindra.
“Ini sebenarnya menunjukkan dia ingin mencoba tidak terlalu menggoyahkan komposisi jatah dari masing-masing. Sehingga dari tujuh Kemenko ditambah 49 Menteri dan 53 Wakil Menteri dan juga Kepala-Kepala Badan. Itu menunjukkan komposisinya itu tidak terlalu 50-50 kalau saya melihat,” katanya.
Maka menurut Nurhasim, artinya Presiden Prabowo ingin juga memberikan satu jawaban terhadap kritik selama ini bahwa sebenarnya ia juga bisa melakukan evaluasi meskipun di dalam proses ini tidak terlalu kelihatan. Hal ini berbeda dengan Jokowi yang selalu memanggil Ketua Umum Partai, kemudian baru dilakukan keputusan-keputusan seperti apa.
Bagaimana pendapat Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/J0N67T7wizg
#reshuffle #menteri #prabowo
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/talkshow/618576/presiden-prabowo-reshuffle-kabinet-ini-bedanya-dengan-era-jokowi-menurut-pengamat-rosi