KOMPAS.TV - Tata kelola program Makan Bergizi Gratis atau MBG menjadi sorotan. Sejak diluncurkan pada awal Januari hingga September 2025, tercatat lebih dari 4.000 anak keracunan makanan usai menyantap menu MBG.
Terkait banyaknya kasus keracunan, pemerintah meminta maaf kepada masyarakat. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan pemerintah berjanji melakukan perbaikan agar peristiwa keracunan tak terulang lagi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menegaskan pemerintah tak berencana menghentikan program MBG di tengah maraknya kasus keracunan siswa.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyebut Presiden Prabowo Subianto berencana mengumpulkan seluruh mitra MBG untuk memastikan program dapat terlaksana sebaik-baiknya.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional melaporkan ada 4.711 korban dari 45 kasus atau kejadian luar biasa keracunan makanan MBG hingga 22 September 2025.
Kasus keracunan dengan korban terbanyak terjadi di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat, dengan 842 murid terdampak.
Terkait penyebab, Kantor Staf Presiden menyebut ada empat faktor, yaitu higienitas makanan, suhu makanan, ketidaksesuaian pengolahan pangan, kontaminasi silang dari petugas, serta indikasi alergi pada penerima MBG.
Tak ada yang meragukan niat mulia pemerintah menjalankan program Makan Bergizi Gratis untuk mengatasi masalah gizi anak-anak Indonesia. Namun, jangan sampai niat mulia ini jauh panggang dari api, dan malah berujung traumatis bagi para murid.
Baca Juga Geger! Ikan Hiu Jadi Menu MBG, 24 Siswa dan 1 Guru di Ketapang Keracunan | INDO UPDATE di https://www.kompas.tv/regional/619514/geger-ikan-hiu-jadi-menu-mbg-24-siswa-dan-1-guru-di-ketapang-keracunan-indo-update
#mbg #makanbergizigratis #programmbg #keracunanmbg
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/nasional/619519/respons-kasus-keracunan-mbg-muhaimin-iskandar-akan-dievaluasi-dan-tak-ada-rencana-penyetopan-mbg